Wow...!!!, Sudiyanto (45 tahun), warga Desa Kotayasa Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas yang menemukan pompa hydram, pompa air tenaga air tanpa Listrik, Bapak yang satu ini bisa dijuluki dengan Sang Insinyur dari Desa Kotayasa . Penemuan yang sangat Fantastis tentunya, dan satu hal yang sangat membanggakan, Pompa ini bisa mengalirkan dari dataran rendah ke dataran yang lebih tinggi hingga ratusan meter tanpa menggunakan listrik.
Belasan tahun silam, bagi warga Dusun Glempang Desa Kotayasa, Sumbang, Banyumas, air benar-benar menjadi masalah pelik. Bahkan meskipun itu di musim penghujan mendapatkan air benar-benar menjadi perjuangan, jangan membayangkan Kotayasa terletak di kawasan tandus. Di lereng selatan Gunung Slamet wilayah itu justru dilimpahi air sepanjang tahun. Beberapa anak sungai dan sumber air justru melewati desa itu, namun...masalahnya pemukiman warga justru terletak di perbukitan dan sumber air berada di lembah. Warga harus turun ke lembah yang jaraknya sekitar 300 meter untuk mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nyaris menjadi rutinitas, setiap pagi dan sore warga naik turun bukit mengambil air.
Prihatin dengan kondisi itu, Sudiyanto pun berpikir keras agar bisa
mengalirkan air di sungai yang ada di daerah yang lebih rendah ke
desanya. Pria yang kini menyandang sebagai mantan Kepala Desa itu
tergerak membuat pompa air bertenaga air tanpa Listrik.
Berkali-kali mencoba, pompa tetap masih saja jauh dari kebutuhan. Hingga
suatu saat pompa air yang dibuatnya bocor dan menjadi berkah. Rupanya
lubang bocor tadi justru berpengaruh pada gerakan katup pemasukan dan
pembuangan air sehingga menjadi lebih cepat. Ya, gara-gara bocor itu,
pompa justru membuat air menyembur lebih besar dan kuat. “Akhirnya
sekalian saya melubangi pompa air dengan paku. Hasilnya luar biasa,
karena pompa mampu menyedot sumber air sampai ke rumah yang jaraknya 315
meter,” kata Sudiyanto.
Dia menyebut pompa istimewa buatannya itu hydraulic ram atau hidram.
Istimewa karena hidram tak butuh listrik atau bahan bakar. Pompa hidram
itu juga yang belakangan menyabet penghargaan utama dan hadiah uang
sebesar RP 150 juta yang penyerahannya dilakukan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menyerahkan di Istana Negara.
Sebuah pompa hidram berikut instalasinya menghabiskan dana Rp 5-Rp 15
juta. Dana selebihnya digunakan untuk pembebasan lahan, termasuk kawasan
dua mata air Desa Kotayasa. Tak seperti PDAM, sebagai biaya perawatan Sudiyanto membentuk
Paguyuban Masyarakat Pendamba Air Bersih (PMPAB) untuk mengelola iuran
warga, Setiap bulan, warga hanya ditarik Rp 5.000. Bahkan, keluarga yang
tergolong tidak mampu tidak diwajibkan membayar. Agar pembagian air
adil, Sudiyanto menerapkan sistem meterisasi, semenjak empat tahun lalu.
Pria yang hobi olahraga sepak bola itu, sekarang ini ini sangat sibuk
menerima order membuat pompa hidram dari berbagai daerah, seperti
Purwokerto, Purbalingga, Wonosobo, Ngawi, Bogor, dan Bandung. Bahkan
keandalan pompa Sudiyanto terdengar sampai Sumatera dan Pulau Sumba
Para klien ini bahkan ikut pelatihan memasang dan merawat pompa
hidram di bengkelnya selama sepekan. Agar mereka tidak harus pulang pergi
untuk sekedar belajar teknologi tepat guna ini.
Untuk setiap unit instalasi hidram, Yanto hanya mematok harga Rp 5
juta-Rp 15 juta, tergantung jauh dekat dan kondisi lokasi untuk membuat
pompa yang sesuai kebutuhan. Meski telah menerima berbagai penghargaan,
Sudiyanto tidak mau berhenti. Dia berencana untuk mengembangkan listrik
mikro hidro di beberata RT yang belum terjangkau oleh aliran listrik
dari PLN. Sudiyanto berharap rencananya dapat terealisasi.
System Kerja Pompa
Air
mengalir dari sumber air (3) melalui saringan (4) dan drive pipe (2)
kedalam rumah pompa (5). Sebagian air terbuang keluar melalui waste
valve (1) sampai air memenuhi rumah pompa (5) . Ketika rumah pompa
sudah penuh dengan air dan air mampu mendorong waste valve hingga
menutup, maka air masuk kedalam air chamber (7) melalui delivery valve
(6). Ketika ketinggian air didalam air chamber lebih tinggi dari
kedudukan check valve (9), maka udara yang berada didalam air chamber
tertekan sehingga menimbulkan “Water hammer efect” dan
menekan air kebawah sehingga delivery valve tertutup dan air terdorong
keluar melalui check valve (9) dan delivery pipe (8). Sementara itu
didalam rumah pompa (5) waste valve (1) membuka kembali akibat berat
dari valve itu sendiri, sehingga sebagian air didalam rumah pompa (5)
terbuang keluar melalui waste valve (1) dan air mengalir kembali dari
sumber air (3) kedalam rumah pompa (5) sampai akhirnya mampu mendorong
kembali waste valve (1) sehingga tertutup lagi dan air masuk kedalam air
chamber (7). Demikian siklus tersebut terjadi berulang-ulang sehingga
terjadi proses pemompaan dari sumber air ketempat yang lebih tinggi dari
sumber air tersebut.
Sukses Selalu dan Tetap Berkarya untuk Memajukan serta Membuat Bangga Desa Kotayasa
sumber : foto (gogel-sonay.blogspot.com), suaramerdeka, kotayasa.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar